BSIP Bengkulu Ikuti Rakor Pengawalan PAT dan LTT Pajale di Provinsi Bengkulu Tahun 2024
Rabu, 09 Oktober 2024 bertempat di Aula Dinas TPHP Provinsi Bengkulu telah dilaksanakan Rakor Pengawalan PAT dan LTT Pajale di Provinsi Bengkulu yang dihadiri oleh BSIP Bengkulu, Direktorat Perbenihan Hortikultura, Dinas TPHP Provinsi Bengkulu, UPTD PPSB Provinsi Bengkulu, Koordinator Penyuluh Kab/Kota Provinsi Bengkulu.
Kegiatan diawali dengan sambutan dari Kabid Tanaman Pangan Dinas TPHP Provinsi Bengkulu (Rosmala Dewi), dalam sambutannya beliau menyampaikan agar penyuluh dan PBT dapat bersinergi di lapangan sebagai Support system bagi para petani agar pencapaian LTT dapat memenuhi target. Dalam waktu dekat ketersediaan benih Bio fortifikasi untuk luasan kurang lebih 12.000 ha akan segera tiba untuk memenuhi kebutuhan benih di beberapa Kabupaten untuk pencapaian target LTT.
Selanjutnya Kepala BSIP Bengkulu (Dedy Irwandi) menyampaikan peranan BSIP melalui LO Kabupaten Kota dalam program LTT ini menjadi sangat penting dalam pengawalan pencapaian target di lapangan. Kesanggupan target LTT bulan Oktober ini sekitar 8705, 7 ha dan realisasi yang dicapai baru sekitar 691 ha (8.8%). Oleh karena itu para LO Kab/Kota akan terus bersinergi dengan petugas Kab dalam pengawalan program ini. Selain itu BSIP Bengkulu tahun 2024 ini juga memproduksi benih sumber VUB Padi sebanyak 27 ton yang diharapkan dapat membantu pencapaian LTT tahun 2024 ini.
Selanjutnya Ketua Kelompok Pengawasan Mutu Benih dari Direktorat Perbenihan Hortikuktura (Langgeng Muhono) menyampaikan bahwa Provinsi Bengkulu telah menyelesaikan target PAT dan Poligon dengan pencapaian posisi terbaik nasional, namun tugas kita belum selesai sampai disini, kita masih harus menyelesaikan target LTT Oktober 2024 sebesar 8705,7 Ha. Beliau juga menyampaikan agar PBT dan penyuluh saling bekerjasama di lapangan dalam mendukung pencapaian target LTT ini disamping pelaksanaan tugas yang sesuai Tusi masing-masing. Selanjutnya PBT dan penyuluh tidak hanya mendampingi petani dalam produksi namun menjadikan petani sebagai penangkar agar kebutuhan benih di Provinsi Bengkulu dapat tercukupi.