FGD Penerapan Budidaya Tanaman Pangan Komoditas Jagung Speslok di Provinsi Bengkulu
Jumat, 01 November 2024, BSIP Bengkulu melaksanakan FGD Penerapan Budidaya Tanaman Pangan Komoditas Jagung Speslok di Provinsi Bengkulu Kepala BSIP Bengkulu yang dilaksanakan di Aula Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Mukomuko dan dihadiri oleh Kadis Pertanian Kabupaten Mukomuko, Koordinator penyuluh, Kepala Bidang Penyuluhan, Kasie Perbenihan, Kasie Produksi, Pelaku usaha tani jagung, PT Syngenta Seed Indonesia, Toko Tani dan Upja.
Kepala BPSIP Bengkulu (Dedy Irwandi) dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan FGD serupa telah diawali di Kabupaten Bengkulu Selatan dan dilanjutkan di Kabupaten Mukomuko untuk memperoleh informasi Tingkat penerapan budidaya tanaman pangan spesifik Lokasi (jagung) sebagai bahan penyusunan PNPS penerapan budidaya tanaman pangan sesuai persyaratan IndoGAP SNI tentang cara budidaya jagung yan baik.
Kegiatan dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukumuko (Pitriyani Ilyas) sekaligus membuka pelaksanaan kegiatan, beliau menyampaikan petani milenial harus semangat dan semakin banyak kegiatan pertanian membutuhkan kontribusi petani milenial. Leboh lanjut beliau mengucapkan terimakasih atas perhatian BSIP pada pelaksanaan berbagai program yang dilaksanakan di Kabupaten Mukomuko. Pada tahun 2021 produksi jagung di Kabupaten Mukomuko sekitar 9.028 ton, dan terus menurun di tahun 2022 sebanyak 3.875 ton dan tahun 2023 sebanyak 1.546 ton karena alih fungsi lahan. Pilihan instan yang dilakukan petani yakni menanam sawit, sehingga ketahanan pangan semakin bergeser dan dominan di sektor Perkebunan. Salah satu kendala irigasi yang tidak sampai pada lahan-lahan sawah. Dengan realita hari ini, pengadaan benih jagung bantuan dan dengan adanya FGD hari ini poktan jagung Kembali semangat menananm jagung dan target dapat tercapai.
Selanjutnya kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian hasil pelaksanaan survey yang disampaikan oleh penanggungjwab kegiatan (Wahyuni Amelia Wulandari) terkait data kesesuaian penerapan teknologi budidaya jagung dataran rendah speslok Kabupaten Mukomuko dan diskusi dengan para petani jagung. Dari hasil FGD diperoleh beberapa Kesimpulan bahwa rata-rata panen jagung sebelumnya 6 ton ha, dan sebaiknya input ke tanah juga dikembalikan berupa bahan organik agar selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan produksi pertanian. Di Kabupaten Mukomuko beberapa petani komoditas horti dan pangan juga sudah mulai menerapkan pemanfaatan bahan organik.
Selanjutnya penyampaian materi dari PT. Agronomy Syngenta Seed (mandrik) terkait Budidaya Tanaman Jagung dan dilanjutkan dengan diskusi peserta.